Rabu, 02 Februari 2011

Kerusuhan di Mesir Jadi Fokus Investor

Kerusuhan yang sedang terjadi di Mesir akan menjadi fokus investor pada pekan depan. Investor akan melihat sejauh mana dampak kerusuhan di Mesir tersebut terhadap stabilisasi di Timur Tengah.

Selain itu, investor juga akan fokus pada keluarnya laporan keuangan. Jika ternyata laba di bawah ekspektasi, kemerosotan di pasar saham bisa makin tak terkendali. Kekhawatiran pasar terhadap kondisi di Mesir sudah ditunjukkan pada perdagangan akhir pekan ini. Di Wall Street, indeks panduan kekhawatiran, VIX melonjak 24 persen, atau merupakan kenaikan tertinggi sejak 20 Mei.

Kekhawatiran seputar kerusuhan di Mesir yang sudah menelan korban jiwa puluhan orang itu dikhawatirkan menular ke negara-negara tetangga, mengganggu stabilitas Timur Tengah yang merupakan produsen minyak terbesar dunia. Investor memilih untuk keluar dari pasar saham dan mengalihkannya ke pasar obligasi serta aset lain yang lebih aman.

Pada perdagangan Jumat (28/1/2011), indeks Dow Jones industrial average melemah 166,13 poin (1,39%) ke level 11.823,70. Indeks Standard & Poor's 500 Index melemah 23,20 poin (1,79%) ke level 1.276,34, sedangkan Nasdaq Composite Index (.IXIC) melemah 68,39 poin (2,48%) ke level 2.686,89.

Sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones melemah 0,4%, S&P melemah 0,5% dan Nasdaq melemah 0,1%.
Kekisruhan di Mesir itu juga telah menyebabkan harga minyak melonjak hingga 4%. Sementarta portofolio yang aman seperti surat utang, emas dan franc Swiss menjadi perburuan investor. Harga emas tercatat naik hingga 2%.
"Ini benar-benar berhubungan dengan aksi kerusuhan di Yunani yang dikhawatirkan bisa menyebar ke Timur Tengah, kawasan eksportir terbesar di dunia, menyebabkan investor pada Jumat lalu keluar dari saham-saham dan menuju obligasi dan aset yang lebih aman," ujar David Kelly, chief market strategist JPMorgan Funds seperti dikutip dari Reuters, Minggu (30/1/2011).

"Selama orang-orang khawatir tentang kekisruhan politik di Timur Tengah, ini akan selalu menggelayuti pasar. Cerita ini tidak akan berakhir hanya dalam satu malam," tambahnya.

Menuurutnya, hal ini bisa mengubah arah menjadi koreksi dalam jangka pendek, meskipun secara panjang Kelly masih melihat pasar bersifat bullish.
Yang pasti, investor diyakini akan menjadikan krisis di Mesir itu sebagai alasan untuk melakukan profit taking. Situasi di Mesir masih akan menjadi fokus karena ketidakpastian yang diciptakannya di pasar.
"Persepsinya adalah risikonya meningkat. Siapa yang tahu bagaimana hal ini akan berlangsung," ujar Paul Herber, manajer portofolio dari Forward Frontier.

Meski demikian, ada juga analis yang memperkirakan pada Senin pekan depan akan terjadi pembalikan setelah indeks saham terpuruk akhir pekan lalu.

"Rekomendasi saya untuk klien adalah jika Anda memiliki profit, terutama pada saham-saham yang lebih rendah dan telah mendapatkan keuntungan dari quantitative easing 2, sekarang waktunya profit taking dan mencari saham unggulan yang belum Anda punya ," ujar Matt McCormick, manajer portofolio dari Bahl & Gaynor Inc.


disadur dari id.shvoong.com
Diterbitkan di: Januari 30, 2011   Diperbarui: Januari 30, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar