Rabu, 02 Februari 2011

Pengembang Akui Bangun Gedung Tertinggi Hanya untuk Prestise

Jakarta - Bermunculannya wacana pembangunan gedung atau tower tertinggi belakangan ini diakui pengembang sebagai upaya untuk mengejar prestise. Meskipun dari prestise itu akan memunculkan icon baru bagi citra Indonesia.

"Gedung tertinggi itu kan kasus (bukan tren) itu masalah prestise saja, itu haknya orang itu, hak anggota kami. Saya tak mencampuri ranah mereka, kalau memang punya duit, dia bisa bangun itu kan nggak apa-apa," kata Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Setyo Maharso kepada detikFinance di Hotel Manhattan, Kamis (27/1/2011).

Dikatakannya sebagai pengembang, anggota REI siapapun berhak mewujudkan keinginannya termasuk membangun gedung tertinggi. Dari hal itu justru akan membantu pembentukan icon baru bagi Indonesia, seperti Malaysia dengan menara kembarnya.


Ia pun mengatakan hal semacam ini bisa saja dilakukan oleh pelaku di luar swasta seperti BUMN dengan segala macam pertimbangannya. Meskipun, ia belum tahu soal rencana gedung tinggi yang digarap oleh para BUMN dengan nama BUMN Tower.

"Saya belum tahu, kalau BUMN itu kan duitnya pemerintah, saya kan konsentrasinya swasta," katanya.

Belakangan ini muncul kabar rencana pembangunan gedung tertinggi di Indonesia yang digarap oleh pengusaha Tomy Winata. Kabarnya proyek yang akan digenjot oleh Artha Graha Group ini akan membangun gedung setinggi 600 meter dengan jumlah lantai 111 lantai.

Dilain pihak Menteri BUMN Mustafa AbubakaR juga memunculkan wacana pembanguna gedung tinggi bernama BUMN Tower yang akan digarap oleh seluruh BUMN.

Meskipun patut diingat rencana membangun tower tertinggi di Indonesia dengan nama proyek Menara Jakarta hingga kini akhirnya belum terealisasi juga karena alasan dana.

disadur dari detikFinance.com Kamis, 27/01/2011 18:15 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar